A.
Perencanaan Kepegawaian
A. Pengertian
Perencanaan pegawai adalah suatu
kegiatan yang dilakukan organisasi untuk meningkatkan jumlah pegawai beserta
persyaratan kualifikasi untuk kurun waktu tertentu, agar mammpu melaksanakkan
tugas yang dalam suatu organisasi secara baik.
B. Tujuan
·
Agar penarikan pegawai didasarkan pada kebutuhan yang nyata.
·
Agar pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.
C. Proses
1. Perencanaan pembangunan daerah.
2. Progran-program yang disusun.
3. Proyek-proyek yang akan dibangun.
4. Mengiventarisasi jenis dan volume
kegiatan yang akan dilakukan tugas tersebut dapat dilakukan secara baik.
5. Mengiventarisasi pegawai yang ada.
6. Memperkirakan jumlah pegawai yang
akan berhenti.
7. Mengiventarisasi kebutuhan
(kekurangan pegawai).
B. Pentingnya
Perencanaan dalam Organisasi
Semua kegiatan
manajerial didasarkan dengan rencana yang sudah ditetapkan. Rencana menentukan
ke mana organisasi dan kegiatan-kegiatannya akan diarahkan. Ini berarti bahwa
maksud dari tiap rencana dan semua rencana-rencana turunan adalah membantu
pencapaian tujuan organisasi. Secara lebih spesifik pentingnya perencanaan
dalam organisasi juga dapat dilihat dari keuntungan perencanaan sebagai
berikut.
1.
Meningkatkan fokus
dan fleksibilitas (focus and flexibility)
Suatu organisasi
dengan fokus mengetahui apa yang terbaik dikerjakan, dan mengetahui bagaimana
melayani mereka dengan baik. Suatu organisasi dengan fleksibilitas beroperasi
secara dinamis dan dengan satu pengertian tentang masa depan.
2.
Meningkatkan
koordinasi (coordination)
Ada banyak perbedaan
subsistem dan kelompok dalam organisasi dan masing-masing memiliki berbagai
tujuan pada tiap waktu tertentu. Tetapi tujuan itu semua menjadi seperangkat
yang saling membantu satu sama lain karena tersusun secara hierarki. Membantu
koordinasi pengambilan keputusan oleh manajer unit. Ini akan meminimasi tumpang
tindih kegiatan dan membantu pemakaian biaya.
3.
Meningkatkan kontrol
(control)
Kontrol manajerial
meliputi pengukuran dan pengevaluasian hasil kinerja dan mengambil tindakan
perbaikan jika diperlukan. Perencanaan membantu membuat hal itu menjadi mungkin
melalui penetapan tujuan dan identifikasi tindakan spesifik melalui mana hal
itu diwujudkan.
4.
Memperbaiki manajemen
waktu (time management)
Melalui keuntungan
personal dari peningkatan fokus dan fleksibilitas, koordinasi, dan kontrol,
perencanaan adalah satu bentuk dari manajemen waktu.
C.
Tahap-tahap perencanaan
1.
Formulasi tujuan (goal formulation) atau penetapan tujuan (setting objectives)
Langkah pertama dari
proses perencanaan ialah memformulasi tujuan organisasional. Tujuan merupakan
akhir yang diharapkan. Berdasarkan isi secara khas umumnya disetujui tiga
tujuan besar. Pertama, manajer mengidentifikasi visi organisasional. Kedua,
manajer menetapkan misi organisasional. Dan ketiga manajer biasanya menyetujui
nilai dasar organisasi.
2.
Diagnosis lingkungan (environmental analyst)
Lingkungan eksternal
organisasi, baik yang langsung berpengaruh terhadap aktivitas organisasi dapat
menjadi hambatan tetapi sekaligus menjadi peluang bagi organisasi. Menentukan
tindakan yang realistis untuk merealisasi tujuan tergantung pada kesadaran akan
hambatan dan peluang dari lingkungan organisasi.
Lingkungan internal
organisasi juga perlu didiagnosis untuk mengetahui kapabilitas internal, baik
kekuatan dan kelemahan organisasi. Meskipun organisasi dan para perencana tidak
dapat mengontrol masa yang akan datang, tetapi mereka harus berusaha
mengidentifikasinya dan melakukan isolasi tindakan-tindakan sekarang dan hasilnya
dapat diharapkan mempengaruhi masa yang akan datang.
3.
Pembuatan keputusan rencana strategi (strategic plan decision making)
Tahap ketiga dari
proses perencanaan adalah membuat rencana strategi ini dibuat berdasarkan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana strategi sebagai
rencana jangka panjang atau rencana berorientasi ke masa depan ditetapkan
setelah manajer melakukan analisis,baik peluang dan hambatan yang dipresentasi
oleh lingkungan eksternal organisasi dalam hubungan dengan kekuatan dan
kelemahan organisasi.
Perencanaan strategi
dapat dilakukan apabila manajer memahami tujuan strategis; melakukan analisis
lingkungan yaitu penilaian, informasi, secara sistematik tentang lingkungan
eksternal organisasi. Berdasarkan hal ini baru dilakukan analisis strategi
dengan melakukan analisis swot. Tahap selanjutnya dari proses formulasi
strategi ialah menentukan pilihan alternatif, implementasi strategi dan
mengontrol strategi.
Tiap organisasi
mempunyai strategi dan berdasarkan tingkatan organisasi ada tiga tipe strategi:
a)
Strategi level korporasi
b)
Strategi level bisnis
c)
Strategi level fungsional
Akhirnya, rencana
strategis yang dipilih diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari organisasi.
Ini berarti strategi harus diterjemahkan ke dalam tindakan dan petunjuk untuk
bertindak bagi unit dan anggota organisasional.
Untuk itu dikembangkan rencana jangka pendek untuk satu tahun atau
kurang dan rencana jangka panjang untuk lima tahun atau lebih. Implementasi
strategi ini harus dikontrol atau manajer secara reguler memeriksa perkembangan
rencana strategi, sebab keberhasilan dari tiap strategi tergantung pada
kemampuan manajer melakukan pengontrolan, seperti memonitor perubahan dalam
sumber-sumber kritis, keterampilan, dan persaingan, dan pasar, atau
faktor-faktor lingkungan lain.
4.
Kembangkan rencana operasional (develop operational plan)
Rencana strategi
kemudian dikembangkan menjadi rencana operasional, kadang-kadang disebut
rencana taktis, atau rencana tindakan. Suatu rencana operasional ialah satu
rencana dari lingkup terbatas yang menekankan kegiatan dan sumber-sumber yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana strategis. Tujuan dari rencana
operasional ialah membantu melaksanakan rencana strategis, mangatur tanggung
jawab orang untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek dan apa yang
mereka butuhkan untuk mengerjakan dan bagaimana mereka mencapai tujuan itu.
5.
Implementasi rencana dan evaluasi hasil (implement the plan and evaluate result)
Rencana yang sudah
ditetapkan kemudian diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan
pengorganisasian, penyusunan staf, kepemimpinan, dan pengontrolan. Melalui
pengorganisasian akan dapat disusun kegiatan-kegiatan dan pembagian kerja,
melalui penyusunan staf diperoleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang
sesuai dengan pekerjaan, melalui pemimpin menghasilkan gerak ke arah pencapaian
tujuan; dan melalui kontrol akan dapat diketahui sejauhmana kesesuaian antara
rencana atau standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Informasi
ini menjadi umpan balik untuk pertimbangan apakah perlu atau tidak melakukan
perencanaan ulang.
Proses perencanaan
ulang mungkin ditujukan melalui tahap pertama atau menetapkan misi dan tujuan
dan seterusnya, namun juga mungkin hanya ditujukan untuk rencana strategis yang
diikuti rencana operasional atau perencanaan ulang hanya ditujukan untuk
rencana operasional.
D.
Tipe Organisasi
Menurut miles dan
snow, terdapat beberapa tipe organisasi yang masing-masing memerlukan perhatian
dan penanganan tersendiri agar dapat memaksimalkan kemampuan para anggota atau
karyawannya.
1.
Defender atau
organisasi tipe bertahan. Organisasi ini menekan efisiensi dalam melaksanakan
kegiatannya. Organisasi ini menerapkan MBO (management by objectives) atu
manajemen berdasarkan tujuan.
2.
Prospector atau
organisasi tipe pencari peluang.
Organisasi ini
menitik beratkan pada inovasi yang memukingkan organisasi dapat berkembang
dengan maksimal.
3.
Analyzer atau
organisasi yang menekankan pada analisis merupakan kombinasi dari kedua
sebelumnya.
4.
Reactor atau
organisasi yang bersifat reaktif. Organisasi ini bersifat efisien dan
menekankan pada efisiensi para karyawan.
E.
Tahap Pertumbuhan Organisasi
Menurut Grainer
(1972) terdapat lima tahapan perkembangan organisasi, yang berkaitan dengan
ukuran dan usia organisasi. Organisasi akan melewati tahap-tahap
perkembangannya seiring dengan pertambahan ukuran dan usia organisasi.
1.
Tahap pertama. Pada
tahap ini terjadi krisis kepemimpinan dan pertumbuhan terjadi melalui
kreatifitas
2.
Tahap kedua. Pada
tahap ini terjadi krisis otonomi dimana pertumbuhan terjadi melalui penetapan
arah yang tepat.
3.
Tahap ketiga. Dalam
tahap ini terjadi krisis control, dimana pertumbuhan dicapai melalui delegasi
kekuasaan yang tepat.
4.
Tahap keempat. Dalam
tahap ini terjadi krisis red topedimana pertumbuhan yang dicapai melalui
koordinasi yang berhasil.
5.
Tahap kelima. Dalam
tahap ini terjadi berbagai macam krisis dan pertumbuhan dicapai dengan
kolaborasi yangberhasil.
RMK
“KONSEP PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
DALAM ORGANISASI”
Makalah
ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM)
Disusun
oleh :
Novi
Triyatmoko (K7614034)
Pendidikan Ekonomi (PTN
2)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
Tahun Ajaran 2015
Belum ada tanggapan untuk "PERENCANAAN KEPEGAWAIAN DALAM ORGANISASI"
Posting Komentar